Rabu, 26 Januari 2011

Suka-duka pemain-pemain tertinggi NBL


Pebasket dengan postur tubuh di atas dua meter (200 cm) masih cukup langka di Indonesia. Tidak berlebihan jika para pemain dengan postur seperti itu merasakan pengalaman-pengalaman unik. Seperti apa? ( Ragil Ugeng, Denpasar )
Muhammad Isman Thoyib sangatlah beruntung memiliki badan menjulang. Dengan tinggi badan mencapai 201 cm (widiiiiih), penggawa Dell Aspac Jakarta tersebut berkali-kali bisa melakukan dunk saat pertandingan NBL Indonesia 2010–2011. Aksi tersebut tentu sulit terealisasi seandainya badannya tak bongsor.
Namun, kemudahan di pertandingan kerap berbanding terbalik dengan kehidupan sehari-hari. Postur tubuh yang sangat menjulang tersebut acapkali menimbulkan tantangan tersendiri di luar lapangan. Misalnya ketika dia membeli baju.
”Harus menunduk kalau mau masuk ke dressing room. Kadang kalau dressing room-nya pendek, ya nyoba bajunya di luar saja. Tinggal lepas baju yang dipakai, terus diganti baju yang akan dibeli,” ujar Thoyib.
Lain lagi dengan cerita penggawa Aspac lainnya, Anggi Arizki. Pemain yang berposisi sebagai center tersebut sangat kesulitan mencari sepatu yang pas. Sebab, kakinya memang tergolong besar, yakni ukuran 49,5.
”Sepatu basket sih banyak. Tapi, kalau sepatu jalan sangat susah. Makanya harus pesan,” ujar pemain bertinggi 212 cm tersebut.
Selain itu, dia kesulitan mencari celana panjang. Pasalnya, badannya memang termasuk tidak proporsional. Dengan tinggi 212 cm, Anggi hanya memiliki berat 86 kg.
”Kalau panjangnya memang pas. Masalahnya, pinggang saya kan kecil. Kalau badan saya besar, mungkin lebih gampang. Karena itu, dari semua celana yang saya punyai, paling banyak ya celana yang saya pesen sendiri,” ujar pemain kelahiran 2 Oktober 1990 tersebut.
Memiliki badan yang tinggi saat ini menjadi berkah bagi keduanya. Namun, itu tidak mereka rasakan saat masih duduk di bangku SMA. Mereka merasa minder karena menjadi orang aneh setiap kali berjalan di tempat umum. Pandangan mata orang-orang tentu akan langsung tertuju kepada keduanya. Tapi, saat ini mereka mengaku sangat pede untuk berjalan-jalan di tempat umum. Mall, misalnya.
”Kalau sekarang, malah banyak yang pengen minta foto bareng pas saya jalan di mal. Malah merasa senang. Apalagi, kalau yang minta foto bareng itu tahu bahwa saya pemain basket. Tapi, pas SMA dulu memang sangat minder,” jelas Anggi yang asli Prabumulih tersebut.
Untuk urusan tinggi badan, jangan lupakan Max Yanto, center Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel. Dialah pemain tertinggi yang saat ini berlaga di NBL Indonesia. Max memiliki tinggi 216 cm yang menjadikannya sosok yang langsung dikenali ketika berada di lapangan. Bahkan, tepuk tangan selalu membahana di venue pertandingan tiap kali Max masuk ke lapangan atau mencetak poin.
Max juga merasa minder ketika masih duduk di bangku SMA. Namun, saat ini dia sudah merasa santai dengan tinggi badannya yang di atas rata-rata.
Tapi, dia pun kesulitan untuk mendapatkan sepatu basket maupun kasual. Berapa ukuran sepatunya? Tahan napas Anda. Kaki pemain asli Lampung tersebut berukuran 52.
”Beli sepatu basketnya di luar negeri. Pokoknya, bos yang ngurusin. Saya hanya terima bersih. Sekali beli bisa langsung tiga pasang,” jelas Max.
Yang menguntungkan, Max tak kesulitan memilih pakaian. Dia mengaku termasuk gampang mendapatkan pakaian yang akan dikenakannya. Pasalnya, bentuk badannya terlihat proporsional. Dia memiliki berat 125 kg yang membuat pinggangnya berisi.
Namun, berat badannya juga menimbulkan masalah tersendiri. Oleh dokter, dia dianggap masih kelebihan 5 kg. Idealnya, pemain kelahiran 7 Juli 1983 tersebut harus memiliki berat 120 kg. Max pun berkali-kali mencoba diet. Sayangnya, dietnya malah berujung sakit.
”Diet saya kurang tepat. Saya hanya makan nasi sedikit dan dibanyakin buah. Sering saya jatuh sakit karena diet yang tak tepat itu. Apalagi, kalau belum makan nasi, rasanya ya belum makan. Masih saja lapar,” jelas Max

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Basketball Uniforms is a Free Blogger Templates