Rabu, 26 Januari 2011



Motivasi tinggi ditunjukkan Stadium Jakarta menjelang seri kelima National Basketball League (NBL) Indonesia 2010–2011. Demi meraih hasil maksimal pada seri pemungkas yang akan diselenggarakan pada 5–13 Februari di Jakarta, mereka berlatih keras untuk menutupi kekurangan.
Pelatih Stadium Abdurrachman Padang menyatakan bahwa salah satu kelemahan utama timnya adalah mental. Daniel Iskandar dkk kadang keder saat berhadapan dengan tim-tim papan atas.
Pembenahan masalah itu menjadi fokus utama Momon, sapaan Abdurrachman. Sebab, Stadium akan berhadapan dengan banyak tim papan atas pada seri kelima nanti. Yaitu, Garuda Flexi Bandung, Nuvo CLS Knights Surabaya, Satria Muda Britama Jakarta, serta Pelita Jaya Esia Jakarta.
Sebagai simulasi melawan tim-tim kuat tersebut, Momon menjadwalkan serangkaian uji coba menjelang seri kelima. Lawan-lawan yang akan dihadapi adalah tim-tim papan atas. Stadium memulai rangkaian uji coba tersebut kemarin (25/1). Stadium menghadapi Dell Aspac Jakarta di hall A Senayan, Jakarta. Hasilnya, Aspac lebih solid dengan kemenangan 70-91.
”Anak-anak memang harus bertanding dengan tim-tim kuat. Mereka mesti membiasakan diri untuk menghadapi tekanan yang berat di sebuah pertandingan” terang Momon setelah uji coba kemarin (25/1).
Dalam uji coba kemarin, Stadium sering panik saat Aspac menggempur habis-habisan. Akibatnya, meski beberapa kali mendekati perolehan poin Aspac, mereka kalah dengan skor telak. ”Itu masalah yang memang kerap muncul pada anak-anak. Kami sengaja ingin menguji anak-anak saat menghadapi pertandingan berat, seperti tadi (kemarin, Red),” jelas Momon.
Uji coba melawan tim-tim kuat tidak hanya berguna bagi Stadium untuk melakoni seri kelima. Karena peluang untuk masuk lima besar sangat kecil, mereka akan berhadapan dengan tim-tim kuat pada babak championship series.
Saat ini Stadium berada diperingkat keenam klasemen sementara. Mereka terpaut dua kemenangan dari Garuda yang berada di peringkat kelima. Jika tetap di posisi keenam sampai musim reguler berakhir, mereka akan berhadapan dengan tim peringkat ketiga. ”Meski demikian, kami akan tetap berjuang untuk finis kelima,” tegas Momon.
Satria Muda (SM) Britama Jakarta menutup seri keempat National Basketball League (NBL) Indonesia 2010–2011 dengan kemenangan. Dalam laga terakhir di GOR Merpati, Denpasar, kemarin (16/1), Rony Gunawan dkk menang telak atas Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel lewat skor 65-45.

Namun, kemenangan tersebut tak membuat pelatih SM Fictor Gideon Roring puas. Dia menilai, performa timnya sepanjang seri keempat tidak sesuai dengan keinginan.

”Selama putaran keempat, anak-anak tampil biasa-biasa saja. Masih banyak yang harus saya benahi untuk menghadapi seri kelima mendatang,” terang pelatih yang karib disapa Ito tersebut setelah pertandingan.

Ito mengungkapkan, dua kemenangan beruntun yang direbut SM tak patut dibanggakan. Sebab, lawan yang mereka hadapi memang berada di bawah kualitas Rony dkk.

Sebaliknya, kekalahan SM oleh Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta membuat mantan pelatih timnas tersebut berhitung banyak menjelang seri kelima bulan depan. Demi menjaga predikat sebagai tim terbaik tanah air, mereka harus bisa mengalahkan PJ pada babak championship series Maret mendatang. Sebab, PJ sangat mungkin menjadi lawan SM jika lolos ke final.

Ito menyebut, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh Rony dkk. Salah satu PR yang paling utama adalah terlalu seringnya Rony dkk terlambat panas dalam sebuah laga.

”Itu bukan karakter SM. Bagi SM, kemenangan adalah hal biasa. Tapi, kekalahan adalah hal luar biasa. Semua tim pasti ingin mengalahkan SM,” tambah Ito.

Karena menilai penampilan anak buahnya biasa-biasa saja, Ito mengatakan puyeng saat ditanya tentang bagian yang harus segera dibenahi. Menurut dia, semua lini SM harus dirombak total jika ingin memenuhi target menyapu bersih semua laga seri kelima di Jakarta mendatang.

”Defense kami juga biasa-biasa saja. Saat lawan PJ, anak-anak membiarkan lawan membombardir. Hal itu tentu tak boleh terjadi. Sebab, akibatnya sangat fatal,” tegas Ito.

Karena itu, Ito bakal memaksimalkan waktu yang ada untuk membenahi kelemahan yang masih ditunjukkan oleh anak asuhnya. Evaluasi besar-besaran pun bakal dia lakukan.

Ito menyatakan, anak asuhnya membutuhkan banyak uji coba selama jeda nanti. Namun, dia belum memutuskan jumlah pasti uji coba yang bakal dijalani Rony dkk untuk menyongsong seri kelima mendatang.

”Penampilan kami di seri keempat lebih jelek daripada seri ketiga lalu. Kami selalu ingin menjadi yang terbaik di setiap kompetisi yang kami ikuti. Karena itu, kelemahan sekecil apa pun tentu harus kami benahi untuk kemajuan tim,” ucap Ito

Highlights NBL 2010-2011 Seri I Surabaya

Suka-duka pemain-pemain tertinggi NBL


Pebasket dengan postur tubuh di atas dua meter (200 cm) masih cukup langka di Indonesia. Tidak berlebihan jika para pemain dengan postur seperti itu merasakan pengalaman-pengalaman unik. Seperti apa? ( Ragil Ugeng, Denpasar )
Muhammad Isman Thoyib sangatlah beruntung memiliki badan menjulang. Dengan tinggi badan mencapai 201 cm (widiiiiih), penggawa Dell Aspac Jakarta tersebut berkali-kali bisa melakukan dunk saat pertandingan NBL Indonesia 2010–2011. Aksi tersebut tentu sulit terealisasi seandainya badannya tak bongsor.
Namun, kemudahan di pertandingan kerap berbanding terbalik dengan kehidupan sehari-hari. Postur tubuh yang sangat menjulang tersebut acapkali menimbulkan tantangan tersendiri di luar lapangan. Misalnya ketika dia membeli baju.
”Harus menunduk kalau mau masuk ke dressing room. Kadang kalau dressing room-nya pendek, ya nyoba bajunya di luar saja. Tinggal lepas baju yang dipakai, terus diganti baju yang akan dibeli,” ujar Thoyib.
Lain lagi dengan cerita penggawa Aspac lainnya, Anggi Arizki. Pemain yang berposisi sebagai center tersebut sangat kesulitan mencari sepatu yang pas. Sebab, kakinya memang tergolong besar, yakni ukuran 49,5.
”Sepatu basket sih banyak. Tapi, kalau sepatu jalan sangat susah. Makanya harus pesan,” ujar pemain bertinggi 212 cm tersebut.
Selain itu, dia kesulitan mencari celana panjang. Pasalnya, badannya memang termasuk tidak proporsional. Dengan tinggi 212 cm, Anggi hanya memiliki berat 86 kg.
”Kalau panjangnya memang pas. Masalahnya, pinggang saya kan kecil. Kalau badan saya besar, mungkin lebih gampang. Karena itu, dari semua celana yang saya punyai, paling banyak ya celana yang saya pesen sendiri,” ujar pemain kelahiran 2 Oktober 1990 tersebut.
Memiliki badan yang tinggi saat ini menjadi berkah bagi keduanya. Namun, itu tidak mereka rasakan saat masih duduk di bangku SMA. Mereka merasa minder karena menjadi orang aneh setiap kali berjalan di tempat umum. Pandangan mata orang-orang tentu akan langsung tertuju kepada keduanya. Tapi, saat ini mereka mengaku sangat pede untuk berjalan-jalan di tempat umum. Mall, misalnya.
”Kalau sekarang, malah banyak yang pengen minta foto bareng pas saya jalan di mal. Malah merasa senang. Apalagi, kalau yang minta foto bareng itu tahu bahwa saya pemain basket. Tapi, pas SMA dulu memang sangat minder,” jelas Anggi yang asli Prabumulih tersebut.
Untuk urusan tinggi badan, jangan lupakan Max Yanto, center Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel. Dialah pemain tertinggi yang saat ini berlaga di NBL Indonesia. Max memiliki tinggi 216 cm yang menjadikannya sosok yang langsung dikenali ketika berada di lapangan. Bahkan, tepuk tangan selalu membahana di venue pertandingan tiap kali Max masuk ke lapangan atau mencetak poin.
Max juga merasa minder ketika masih duduk di bangku SMA. Namun, saat ini dia sudah merasa santai dengan tinggi badannya yang di atas rata-rata.
Tapi, dia pun kesulitan untuk mendapatkan sepatu basket maupun kasual. Berapa ukuran sepatunya? Tahan napas Anda. Kaki pemain asli Lampung tersebut berukuran 52.
”Beli sepatu basketnya di luar negeri. Pokoknya, bos yang ngurusin. Saya hanya terima bersih. Sekali beli bisa langsung tiga pasang,” jelas Max.
Yang menguntungkan, Max tak kesulitan memilih pakaian. Dia mengaku termasuk gampang mendapatkan pakaian yang akan dikenakannya. Pasalnya, bentuk badannya terlihat proporsional. Dia memiliki berat 125 kg yang membuat pinggangnya berisi.
Namun, berat badannya juga menimbulkan masalah tersendiri. Oleh dokter, dia dianggap masih kelebihan 5 kg. Idealnya, pemain kelahiran 7 Juli 1983 tersebut harus memiliki berat 120 kg. Max pun berkali-kali mencoba diet. Sayangnya, dietnya malah berujung sakit.
”Diet saya kurang tepat. Saya hanya makan nasi sedikit dan dibanyakin buah. Sering saya jatuh sakit karena diet yang tak tepat itu. Apalagi, kalau belum makan nasi, rasanya ya belum makan. Masih saja lapar,” jelas Max

Selasa, 25 Januari 2011

Persaingan National Basketball League (NBL) Indonesia 2010-2011 tidak hanya ketat dalam hal memperebutkan posisi pemuncak klasemen musim reguler. Tim-tim yang tak mampu lagi menembus peringkat pertama juga ngotot untuk bisa duduk di posisi ketiga.
Lestari Surabaya (CLS) Knights. Itu terjadi setelah Agustinus Indrajaya dkk tampil gemilang dengan menekuk Dell Aspac Jakarta 66-48 pada laga seri keempat di GOR Merpati, Denpasar, Bali, tadi malam (15/1). Kemenangan tersebut menempatkan CLS di posisi kedua dengan 38 angka dari 22 laga yang dijalani. Sebenarnya, poin CLS sama dengan Aspac.
Namun, CLS unggul head to head. CLS juga mampu menekuk Aspac 64-49 di pertemuan pertama di DBL Arena Surabaya pada 21 Oktober 2010. ”Peringkat ketiga akan sangat menguntungkan tim mana pun. Sebab, mereka akan menghadapi peringkat keenam. Anak-anak harus menjaga momentum ini,” jelas Sapto Wahyu Purnomo, asisten pelatih CLS, setelah pertandingan.
Peluang CLS untuk mempertahankan posisi ketiga juga terbentang lebar. Alasannya, mereka mendapatkan lawan yang relatif lebih ringan ketimbang musuh yang akan dihadapi Aspac di seri kelima nanti. Di antara lima tim lawan yang akan dihadapi CLS, hanya Satria Muda (SM) Britama yang menjadi lawan tangguh.
Sebenarnya, CLS masih harus bentrok dengan Aspac di Jakarta nanti. Namun, CLS berada di atas angin saat bersua Aspac. Dua kali kemenangan membuat Agustinus Indrajaya dkk menang head to head.
Sementara, lawan yang lebih tangguh sudah menunggu Aspac di Jakarta. Mario Gerungan dkk masih harus bentrok kontra tiga tim tangguh, yakni Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta, Satria Muda serta CLS sendiri.
Meski begitu, Aspac optimistis bisa merebut posisi ketiga. ”Menang lawan CLS di Jakarta hukumnya wajib. Kami juga mesti menang lawan salah satu di antara SM atau Garuda. Dengan begitu, kami masih berpeluang finis di peringkat ketiga,” terang Tjetjep Firmansyah, pelatih Aspac.
Namun, dia mengingatkan anak asuhannya untuk berbenah total menghadapi seri kelima mendatang. Pasalnya, Mario dkk masih menunjukkan banyak kelemahan. Termasuk saat menghadapi CLS kemarin (15/1).
”Pergerakan tanpa bola anak-anak masih sangat lemah. Mental bertanding mereka hilang. Kalau begini terus, susah menembus target tiga besar,” keluh Tjetjep.
Performa pemain Aspac memang terlihat jeblok. Mereka tampak tak terlalu solid ketika bertahan. Hal itu membuat para pemain CLS leluasa untuk beraksi. Salah satu yang paling diuntungkan dengan longgarnya defense Aspac adalah Rachmad Febri Utomo. Small forward CLS itu tampil trengginas dan mampu menjadi top scorer dengan 16 poin.
Sementara itu, Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumsel mampu memetik kemenangan. Mereka berhasil memukul Bimasakti Nikkosteel Malang dengan skor 63-57. ”Ini modal berharga untuk menghadapi SM besok (hari ini, Red),” jelas Ferri Jufry, manajer Muba.

Senin, 24 Januari 2011


Pelatih Dell Aspac Jakarta Tjetjep Firmansyah memiliki banyak tugas berat dalam menyambut seri kelima National Basketball League (NBL) Indonesia bulan depan. Sebagai tim yang disebut-sebut menjadi salah satu kandidat juara, Aspac masih memiliki banyak kelemahan yang harus ditutupi.
Di klasemen sementara mereka masih terpaku di urutan keempat. Jika performa tidak membaik, mereka berpotensi mengalami kesulitan pada championship series. Jika tidak finis di posisi tiga besar, mereka akan langsung berhadapan dengan tim berat di babak pertama playoff.
Dalam uji coba melawan tim amatir Alaska Konima di Hall A Senayan, Jakarta, kemarin (24/1), Aspac belum mampu menunjukkan kelas sebagai tim favorit juara liga profesional tanah air. Meski menang dengan skor telak 88-61, Mario Gerungan dkk belum mampu menunjukkan permainan yang benar-benar solid. Khususnya defense yang masih menyisakan lubang.”Melawan tim yang di bawah seperti ini, defense anak-anak tidak bagus. Kalau offense memang tak perlu diomongkan. Sebab, lawan memang kualitasnya tidak seimbang. Kalau seperti ini, bagaimana nanti kalau melawan tim yang seimbang?” ucap Tjetjep setelah pertandingan kemarin (24/1)
Selain itu, Tjetjep menemukan beberapa hal yang seharusnya tidak dilakukan para pemainnya. Salah satunya adalah kecenderungan mereka untuk mencetak skor sendiri. Padahal, kondisinya akan lebih baik jika pemain tersebut mengoper atau mendrive bola terlebih dulu. Sikap terburu-buru dan bernafsu seperti itu akan berakibat fatal jika Aspac bersua tim yang setara di NBL.
Menurut Tjetjep, pemainnya juga kerap kehilangan fokus. Meski hanya menghadapi tim amatir, berkali-kali anak asuhnya melaku kan turnover. Hal itu sebelumnya juga banyak dila kukan Aspac pada pertandingan resmi. ”Anak-anak itu kalau latihan bisa sangat ngotot sampai berkelahi. Tapi, kalau pertandingan kadang hilang. Begitu sudah ngotot, lalu hilang lagi,” tambah mantan pelatih timnas tersebut.
Nah, untuk menghilangkan kebiasaan buruk itu, Tjetjep sudah mengagendakan tiga uji coba bagi timnya. Yakni kontra Stadium Jakarta (dua kali) serta Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta.
Serangkaian uji coba tersebut bakal menjadi sarana yang tepat untuk menguji kemampuan Mario dkk. Pasalnya, lawan yang dihadapi juga berlaga di NBL Indonesia.
Di sisi lain, Tjetjep tetap yakin timnya bisa menembus tiga besar. Meskipun target tersebut cukup berat. ”Anak-anak ini sangat potensial. Namun, mereka seolah hanya membayangkannya tanpa melakukan apa pun. Mereka bisa menjadi hebat kalau memang mau berbuat yang lebih,” tutur Tjetjep

Berjuang Hindari Garuda



Musim reguler National Basketball League (NBL) In donesia 2010-2011 masih tersisa satu seri lagi. Seri kelima yang menjadi seri pemungkas akan diselenggarakan di Jakarta pada 5–13 Februari.
Meski masih tersisa satu seri lagi, persaingan perebutan delapan tiket ke championship series sebenarnya sudah berakhir sejalan dengan rampungnya seri keempat di Bali pada Minggu lalu (16/1). Tim peringkat kedelapan Bimasakti Nikko Steel Malang sangat sulit digusur dua tim di bawahnya, Citra Satria Jakarta dan Satya Wacana Angsapura Salatiga. Sebab, Bimasakti unggul empat kemenangan jika dibanding kan dengan Satya Wacana maupun Citra Satria.
Namun, kondisi itu tidak membuat seri kelima nanti bakal tanpa persaingan. Tim-tim yang lolos, khususnya di papan atas, bakal tetap ngotot untuk mendapatkan peringkat sebaik-baiknya. Itu akan sangat menentukan kiprah mereka di babak playoff.
Persaingan perebutan posisi paling sengit akan terjadi antara Dell Aspac Jakarta dan Nuvo CLS Knights. Dua tim sama-sama memiliki poin 38. Namun, CLS berhak menduduki peringkat ketiga, satu peringkat di atas Aspac, karena unggul dalam rekor pertemuan. Dalam dua pertemuan dengan Aspac, CLS selalu menang.
”Kalau peringkat kedua sepertinya sudah tidak mungkin. Karena itu, kami harus bisa berada di tiga besar. Itu target yang ingin kami capai,” tekad pelatih Aspac Tjetjep Firmansyah.
Peringkat ketiga memang sangat di perlukan Aspac untuk mendapatkan lawan yang lebih mudah di playoff. Melihat klasemen sementara sampai berakhirnya seri keempat, peringkat ketiga sangat mungkin akan bertemu Stadium yang ada di peringkat keenam. Sementara itu, tim peringkat keempat sangat mungkin akan menghadapi Garuda Flexi Bandung yang ada di urutan kelima.
Melihat sepak terjang Garuda pada dua seri terakhir, seluruh tim pasti ingin terhindar dari mereka pada awal-awal championship series. Tim besutan Johannis Winar itu improve luar biasa. Jika pada seri pertama dan kedua mereka kalah tujuh kali, pada seri ketiga dan keempat mereka hanya kalah dua kali.
Namun, perjuangan Aspac untuk merebut peringkat ketiga musim reguler akan sangat berat. Tjetjep pun mengakui bahwa timnya masih memiliki banyak kekurangan yang harus ditutupi untuk mewujudkan misi itu.
”Akurasi anak-anak masih belum membuat saya puas. Kami harus melakukan banyak uji coba saat masa istirahat kompetisi nanti. Kami akan melakukan evaluasi total menghadapi seri kelima,” jelas pelatih berkacamata tersebut.
CLS dan Aspac memiliki sisa pertandingan sama-sama lima. Namun, lawan-lawan yang akan dihadapi Aspac jauh lebih berat. Setidaknya mereka menghadapi tiga lawan berat, yaitu Satria Muda, Pelita Jaya, dan CLS. Sedangkan lawan berat CLS hanya Satria Muda dan Aspac.

CLS knight fokus benahi kecepatan


Jeda tiga pekan dari seri keempat menuju seri kelima tidak membuat penggawa Nuvo CLS Knights bisa santai. Karena tampil labil pada seri keempat, mereka banyak melakukan latihan untuk menutupi kekurangan. Perbaikan yang dilakukan terutama pada sektor mental, ketenangan bermain, dan kecepatan.
Salah satu bukti tidak konsistennya permainan CLS adalah kekalahan mereka dari Garuda Flexi Bandung pada seri keempat. Bukan masalah teknis yang membuat CLS kalah dari Garuda. Sebab, pada pertandingan berikutnya, mereka mampu mengalahkan Dell Aspac Jakarta, salah satu tim yang difavoritkan menjadi juara.
Selain faktor mental, pelatih kepala CLS W. Amran menilai, performa timnya tidak maksimal karena postur pemainnya kalah dari para pesaing. Karena itu, dalam sesi latihan hari ini (24/1), Amran memfokuskan diri agar para pemain CLS bisa bermain lebih cepat daripada biasanya.
’’Speed sangat penting karena kami kecil-kecil. Oleh karena itu, mereka harus cepat. Memang tidak bisa dilatih singkat. Tetapi, akan kami coba dalam sisa waktu ini,’’ kata Amran saat dihubungi kemarin (23/1).
Mantan pelatih Stadium Bhinneka tersebut menambahkan, dirinya sangat kecewa dengan kekalahan Agustinus Indrajaya dkk saat seri IV lalu. Amran mengatakan, para pemain sering sekali kehilangan konsentrasi. ’’Anak-anak belum terbiasa dengan situasi seperti itu. Mereka belum mengerti mau ngapain. Ini yang harus dievaluasi,’’ tuturnya.
Amran benar. Melawan Garuda, CLS selalu unggul mulai kuarter pertama sampai ketiga. Hanya, pada akhir laga, konsentrasi tim hilang hingga Garuda bisa menyalip dan memenangi laga.
Pada pertandingan melawan PJ, kembali masalah konsentrasi menjadi penyakit CLS. Terutama, saat mereka tidak mencetak skor sama sekali pada kuarter kedua. Padahal, CLS unggul lumayan jauh pada kuarter pertama.
Hal senada diungkapkan shooting guard Andrie Ekayana saat mengomentari dua kekalahan tersebut. ’’Seharusnya, kami bisa mengambil dua game itu. Pada awal pertandingan, kami mendominasi, tetapi kalah pada akhir pertandingan karena kesalahan sendiri. Ini tidak boleh terjadi lagi,’’ katanya.
Bagi Yayan, panggilan Andrie Ekayana, hal utama yang harus diperbaiki adalah masalah mental dan tidak terburu-buru dalam mengeksekusi peluang. Soal teknik dan taktik, bagi pemian asal Malang itu, tidak menjadi masalah.
CLS menargetkan finis peringkat ketiga. Itu berarti mereka harus berjuang keras pada seri V Jakarta bulan depan. Mereka setidaknya wajib menang empat kali di antara lima pertan dingan yang dijalani. Hal paling penting, CLS wajib mengandaskan pesaing beratnya, Dell Aspac Jakarta, yang juga mengincar posisi ketiga.

 
Basketball Uniforms is a Free Blogger Templates